
Kalsium membantu kesehatan tulang, sehingga wanita menopause dan lansia yang berisiko osteoporosis sering mengonsumsinya sebagai suplemen nutrisi. Namun, apapun yang baik, jika berlebihan, tidak baik. Mengonsumsi kalsium secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping.
Kalsium adalah unsur penting dalam kerangka, mengatur fungsi saraf dan otot serta menjaga fungsi jantung yang normal. Ini juga membantu mencegah kehilangan tulang dan meredakan gejala pada pasien osteoporosis. Salah satu mineral yang membentuk tulang, fosfor, juga berguna dalam pengobatan hiperfosfatemia yang kadar normalnya lebih tinggi dari normal. Pasien dengan hiperfosfatemia mengalami kehilangan kalsium dari tulang, membuat tulang menjadi lemah dan mudah patah.
Namun, konsumsi kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping. Kalsium adalah 'nutrien ambang' yang menimbulkan masalah jika dikonsumsi melebihi jumlah yang diperlukan. Efek samping utama dari kelebihan konsumsi kalsium adalah 'hiperkalsemi urin'. Hiperkalsemi urin adalah penyebab paling umum batu ginjal pada orang dewasa, yang dapat menyebabkan ▲nyeri perut ▲hematuria ▲gangguan buang air kecil ▲sering buang air kecil ▲proteinuria. Faktanya, menurut Pusat Keamanan Obat Wilayah Asosiasi Farmasi Korea, dari 163 wanita sehat usia 57-85 tahun yang menjalani menopause dan rutin mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D selama lebih dari satu tahun, 33% didiagnosis dicurigai mengalami hiperkalsemi urin. Selain itu, juga dapat menyebabkan gangguan penyerapan pencernaan, gangguan lambung, atau sembelit.
Agar menghindari efek samping seperti hiperkalsemi urin, penting untuk mengikuti asupan kalsium harian. Asupan kalsium harian yang direkomendasikan oleh Asosiasi Metabolisme Tulang Korea adalah 800 hingga 1000 mg. Asupan kalsium harian orang Korea melalui makanan biasanya kurang dari 500 mg, sehingga suplemen kalsium sebanyak 300 hingga 500 mg sudah cukup. Asupan kalsium harian, termasuk dari makanan, sebaiknya tidak melebihi 1200 mg secara total.
Di sisi lain, jika Anda memiliki penyakit terkait tulang seperti osteoporosis, Anda harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi kalsium. Terutama jika Anda sedang mengonsumsi obat osteoporosis, jangan sembarangan mengonsumsi suplemen kalsium. Banyak pasien osteoporosis yang mendapatkan resep kalsium bersamaan sehingga tidak perlu mengonsumsinya secara tambahan. Jika Anda ingin mengonsumsi suplemen kalsium, sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker.
Kalsium adalah unsur penting dalam kerangka, mengatur fungsi saraf dan otot serta menjaga fungsi jantung yang normal. Ini juga membantu mencegah kehilangan tulang dan meredakan gejala pada pasien osteoporosis. Salah satu mineral yang membentuk tulang, fosfor, juga berguna dalam pengobatan hiperfosfatemia yang kadar normalnya lebih tinggi dari normal. Pasien dengan hiperfosfatemia mengalami kehilangan kalsium dari tulang, membuat tulang menjadi lemah dan mudah patah.
Namun, konsumsi kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping. Kalsium adalah 'nutrien ambang' yang menimbulkan masalah jika dikonsumsi melebihi jumlah yang diperlukan. Efek samping utama dari kelebihan konsumsi kalsium adalah 'hiperkalsemi urin'. Hiperkalsemi urin adalah penyebab paling umum batu ginjal pada orang dewasa, yang dapat menyebabkan ▲nyeri perut ▲hematuria ▲gangguan buang air kecil ▲sering buang air kecil ▲proteinuria. Faktanya, menurut Pusat Keamanan Obat Wilayah Asosiasi Farmasi Korea, dari 163 wanita sehat usia 57-85 tahun yang menjalani menopause dan rutin mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D selama lebih dari satu tahun, 33% didiagnosis dicurigai mengalami hiperkalsemi urin. Selain itu, juga dapat menyebabkan gangguan penyerapan pencernaan, gangguan lambung, atau sembelit.
Agar menghindari efek samping seperti hiperkalsemi urin, penting untuk mengikuti asupan kalsium harian. Asupan kalsium harian yang direkomendasikan oleh Asosiasi Metabolisme Tulang Korea adalah 800 hingga 1000 mg. Asupan kalsium harian orang Korea melalui makanan biasanya kurang dari 500 mg, sehingga suplemen kalsium sebanyak 300 hingga 500 mg sudah cukup. Asupan kalsium harian, termasuk dari makanan, sebaiknya tidak melebihi 1200 mg secara total.
Di sisi lain, jika Anda memiliki penyakit terkait tulang seperti osteoporosis, Anda harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi kalsium. Terutama jika Anda sedang mengonsumsi obat osteoporosis, jangan sembarangan mengonsumsi suplemen kalsium. Banyak pasien osteoporosis yang mendapatkan resep kalsium bersamaan sehingga tidak perlu mengonsumsinya secara tambahan. Jika Anda ingin mengonsumsi suplemen kalsium, sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker.