![사망한 청년 중 임상적 우울증, 조현병, 불안장애 등 정신건강 진단서를 기록한 비율은 40.4%에 불과했다. [사진= 게티이미지뱅크]](https://imgnews.pstatic.net/image/296/2024/08/04/0000080529_001_20240804220112255.jpg?type=w647)
Dari lima pemuda yang bunuh diri, tiga di antaranya tidak pernah menerima pengobatan kesehatan mental
2024.08.05 00:58
照会 おすすめ スクラップ
Negara kita juga.. sama saja..
Sejujurnya, orang tua juga mungkin ragu apakah riwayat kejiwaan akan tercatat.
Mungkin mereka juga tidak ingin mengakui hal itu...
Lebih banyak anak-anak dari yang diperkirakan bahkan setelah masuk ke Seoul National University dan KAIST, mereka juga dengan mudah mengakhiri hidup mereka....
Meskipun zaman telah berubah dan jumlah orang yang menerima pengobatan kesehatan mental juga meningkat...
Sepertinya belum cukup untuk merangkul hati para remaja....
-------------------------------------------------
![사망한 청년 중 임상적 우울증, 조현병, 불안장애 등 정신건강 진단서를 기록한 비율은 40.4%에 불과했다. [사진= 게티이미지뱅크]](https://imgnews.pstatic.net/image/296/2024/08/04/0000080529_001_20240804220112255.jpg?type=w647)
Peneliti menganalisis data dari sistem pelaporan kematian akibat kekerasan nasional Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat yang terdaftar dari Januari 2010 hingga Desember 2021, untuk usia 10 hingga 24 tahun. Data ini juga mencakup sekitar 40.000 pemuda yang meninggal karena bunuh diri. Hasilnya menunjukkan bahwa 4 dari 5 orang tidak memiliki catatan diagnosis terkait kesehatan mental sebelumnya. Hanya 40,4% dari pemuda yang meninggal memiliki catatan diagnosis kesehatan mental seperti depresi klinis, skizofrenia, atau gangguan kecemasan.
Ini menunjukkan bahwa banyak masalah kesehatan mental pada pemuda yang bunuh diri mungkin terlewatkan atau tidak terdiagnosis, dan oleh karena itu mungkin tidak diobati. Profesor Jennifer Hoffman dari Feinberg School of Medicine di Northwestern University, yang merupakan anggota tim peneliti, mengatakan, "Kami menemukan bahwa kemungkinan kecil anak muda yang meninggal karena bunuh diri, seperti pengguna senjata, minoritas ras atau etnis, pria, atau anak-anak di bawah 14 tahun, mendapatkan diagnosis kesehatan mental." Dia menambahkan, "Ini menunjukkan perlunya peningkatan akses yang adil terhadap skrining, diagnosis, dan pengobatan kesehatan mental bagi semua remaja."
Kemungkinan untuk mendapatkan diagnosis kesehatan mental lebih rendah pada penduduk asli Amerika (Indian) atau penduduk asli Alaska dan orang kulit hitam dibandingkan dengan orang kulit putih, dan orang yang bukan keturunan Hispanik memiliki kemungkinan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang berketurunan Hispanik, menurut para peneliti. Selain itu, kemungkinan tersebut lebih rendah pada usia 10-14 tahun dibandingkan dengan usia 20-24 tahun, dan pria memiliki kemungkinan yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita.
Jika dilihat dari jenis bunuh diri, kematian akibat senjata api hanya sebesar 33,2%, kematian akibat keracunan mencapai 61,6%, kematian karena gantung diri atau asfiksia sebesar 45,8%, dan mereka yang bunuh diri dengan cara lain mencapai 44,2%. Selain itu, mayoritas sebesar 64,8% terjadi di rumah, dan 46,8% disebabkan oleh senjata api. Secara konteks, masalah pasangan dekat dan hubungan keluarga merupakan faktor yang paling dominan.
Sementara itu, menurut makalah lain yang diterbitkan dalam jurnal yang sama pada hari yang sama, tingkat bunuh diri remaja di Amerika Serikat terus meningkat. Tingkat bunuh diri remaja di Amerika Serikat meningkat sebesar 8,2% setiap tahun antara tahun 2008 hingga 2022. Hasil ini lebih mengkhawatirkan karena menunjukkan penurunan dari tahun 2001 hingga 2007 sebelum kembali meningkat.
Menurut penelitian sebelumnya, tingkat bunuh diri dan pembunuhan di Amerika Serikat pada tahun 2021 untuk anak-anak dan remaja berusia 10 hingga 24 tahun adalah yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Dan pada tahun 2022, lebih banyak orang dari berbagai usia meninggal karena bunuh diri daripada tahun mana pun yang tercatat sejak setidaknya tahun 1941 di Amerika Serikat.
Para peneliti yang berpartisipasi dari National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat dan Rumah Sakit Anak Nasional serta lembaga lainnya menganalisis data lebih dari 2.000 remaja berusia 8-12 tahun yang dicatat sebagai meninggal karena bunuh diri dari Januari 2001 hingga Desember 2022. Hasilnya menunjukkan bahwa "tingkat bunuh diri pada perempuan meningkat secara tidak seimbang dibandingkan dengan laki-laki." Para peneliti menyatakan, "Bunuh diri adalah penyebab kematian peringkat ke-11 di kalangan remaja perempuan dari 2001 hingga 2007, kemudian naik ke peringkat ke-5 dari 2008 hingga 2022, sementara bunuh diri pada remaja laki-laki terus menduduki peringkat ke-5 sebagai penyebab kematian."
Pada kedua periode, tingkat bunuh diri remaja kulit hitam adalah yang tertinggi. Selain itu, tingkat peningkatan bunuh diri paling tinggi ditemukan pada remaja Hispanik, menunjukkan adanya kesenjangan rasial yang cukup signifikan.
Makalah pertama dapat ditemukan di tautan berikut (https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2821655?utm_source=For_The_Media&utm_medium=referral&utm_campaign=ftm_links&utm_term=07302). Makalah kedua dapat ditemukan di tautan berikut (https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2821658?utm_source=For_The_Media&utm_medium=referral&utm_campaign=ftm_links&utm_term=07302).
0
0
コメント 0