Melakukan stretching juga tidak selalu baik jika dilakukan secara paksa. Pemanasan wajib dilakukan Stretching dilakukan secara statis. ———————
Foto=Getty Images Korea.
Dulu ada masa di mana stretching sebelum olahraga dianggap sebagai cara yang benar. Kemudian, beberapa tahun yang lalu, beredar kabar bahwa melakukan stretching setelah berolahraga justru lebih baik.
Stretching dapat meningkatkan kelenturan dan memperluas rentang gerak sendi, sehingga dapat membantu mencegah cedera. Namun, kebingungan muncul karena adanya saran yang berbeda-beda.
Dr. David Bem, yang meneliti tentang kinesiologi manusia di Memorial University Newfoundland di St. John's, Kanada Timur, baru-baru ini memberikan saran melalui AP News tentang kapan dan bagaimana melakukan peregangan dengan aman dan efektif.
▼Pemanasan lebih penting daripada peregangan▼ Dr. Bem, penulis buku 'Ilmu dan Fisiologi Fleksibilitas dan Peregangan', mengatakan bahwa melakukan peregangan hampir selalu baik, tetapi lebih baik jika dilakukan setelah pemanasan terlebih dahulu. Dia menyarankan melakukan latihan aerobik ringan seperti jogging, berjalan, atau bersepeda selama sekitar 5 hingga 10 menit.
Foto=Getty Images Korea.
Selanjutnya, lakukan peregangan statis, yaitu peregangan dengan posisi tertentu dan mempertahankannya secara tradisional. Kemudian, lakukan peregangan dinamis berdasarkan aktivitas seperti mengangkat kaki yang melibatkan gerakan berulang untuk memanaskan otot.
Dr. Bem mengatakan bahwa waktu satu menit untuk melakukan peregangan statis tanpa merasa lelah di setiap kelompok otot adalah yang terbaik.
Perluasan definisi tentang stretching Apakah kita harus selalu melakukan peregangan sebelum berolahraga? Jika itu adalah peregangan tradisional, tidak selalu demikian.
Dr. Bem berkata, "Haruskah kita memperluas rentang gerak? Apakah kita harus memiliki kelenturan yang lebih baik?" Jawabannya adalah "Ya," karena itu membantu mencegah cedera. Itu juga bermanfaat untuk kesehatan. Namun, tidak perlu melakukan peregangan untuk mencapai hal tersebut.
Sebagai contoh, latihan resistansi (latihan beban) dapat menjadi bentuk yang efektif dari peregangan. Dengan menggunakan barbel, dumbbell, atau alat lainnya untuk melakukan press dada, rentang gerak otot deltoid dan otot perut meningkat sehingga tidak perlu melakukan peregangan terlebih dahulu. Mulailah dengan beban ringan untuk pemanasan, lalu tingkatkan beban untuk latihan. Dr. Bem mengatakan, "Jika Anda bukan atlet senam, pemain skating, atau pemain golf yang membutuhkan rentang gerak besar saat ayunan, tidak perlu melakukan peregangan khusus."
Bahkan saat berlari dengan ringan, tidak perlu melakukan pemanasan terlebih dahulu. Cukup dengan jogging perlahan untuk mengendurkan tubuh dan kemudian meningkatkan kecepatan.
Foto=Getty Images Korea. Jangan melakukan peregangan yang berlebihan sampai merasa nyeri Jika hanya melakukan peregangan ringan setelah berolahraga, itu tidak apa-apa. Namun, jika dilakukan secara berlebihan hingga menyebabkan rasa sakit, itu berbahaya. Pada saat itu, otot sudah menjadi hangat, sehingga jika dipaksakan, kemungkinan cedera akan lebih tinggi.
Pemutar foam dapat membantu pemulihan otot dan terbukti meningkatkan rentang gerak selain melakukan peregangan.
Lebih baik melakukan peregangan statis sebelum pertandingan olahraga Dr. Bem mengatakan bahwa melakukan peregangan statis sebelumnya saat berolahraga dapat membantu mengurangi cedera otot dan tendon. "Jika Anda berencana melakukan aktivitas eksplosif yang melibatkan otot dan tendon seperti gerakan mendadak, perubahan arah, kelincahan, dan lari cepat, melakukan stretching statis dapat membuat Anda menjadi lebih kuat," katanya.
Meregangkan kedua sisi secara sama juga penting. Jika fleksibilitas salah satu sisi kurang, hal itu dapat menyebabkan cedera.
▼Mengapa terjadi kebingungan tentang peregangan?▼ Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai penelitian telah merekomendasikan atau melarang melakukan stretching sebelum berolahraga. Ketika hasil penelitian yang bertentangan dipublikasikan mengenai hal yang sama, tentu saja bisa membingungkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa penelitian yang tidak mencerminkan situasi nyata atau dirancang dengan mempertimbangkan atlet elit, bukan masyarakat umum.
Jika kamu adalah Usain Bolt, akan ada perbedaan. Tapi untuk orang lain, tidak.