Kemungkinan serangan panik dan serangan jantung? Jantung berdebar sangat keras.

Kemungkinan serangan panik dan serangan jantung? Jantung berdebar sangat keras.

Meskipun terasa seperti memberi beban pada jantung, palpitasi yang disebabkan oleh serangan panik biasanya tidak membahayakan nyawa.

Sebaliknya, serangan jantung adalah kondisi yang sangat berbahaya yang terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat atau berkurang, sehingga pasokan oksigen ke otot jantung terhenti. Ini biasanya terjadi ketika arteri tersumbat atau rusak, dan memerlukan perawatan darurat segera. Gejala utama serangan jantung meliputi sensasi tekanan hebat yang dimulai di tengah dada, nyeri yang menyebar ke lengan, leher, dan rahang, sesak napas, keringat dingin, dan kehilangan kesadaran.

Jantung berdebar-debar yang dirasakan akibat serangan panik adalah pengalaman yang sangat tidak nyaman dan menakutkan, tetapi jarang menyebabkan kerusakan serius pada jantung itu sendiri. Namun, jika gangguan panik terjadi berulang kali, hormon stres seperti adrenalin akan terus-menerus dilepaskan, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat detak jantung. Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang, dapat memberi beban pada jantung, sehingga penting untuk mengelola gangguan panik secara aktif.

Serangan panik sangat kecil kemungkinannya langsung menyebabkan serangan jantung. Namun, ada pengecualian jika ada penyakit jantung yang mendasarinya. Jika seseorang yang sudah memiliki penyakit jantung mengalami kecemasan ekstrem atau stres, hal ini dapat memberikan beban lebih besar pada jantung. Oleh karena itu, orang yang mengalami gangguan panik dan penyakit jantung secara bersamaan harus memantau gejala ini dengan cermat dan berkonsultasi dengan profesional medis.

Ketika jantung berdebar sangat keras, hal terpenting adalah menenangkan diri sendiri. Bernapaslah perlahan melalui pernapasan dalam, dan sadari bahwa situasi yang sedang dihadapi adalah serangan panik. Selain itu, perbaikan gaya hidup seperti olahraga teratur, tidur yang cukup, dan pola makan seimbang juga dapat sangat membantu dalam mengelola gangguan panik. Jika perlu, mengelola gangguan panik melalui terapi perilaku kognitif (CBT) atau pengobatan juga merupakan pilihan yang baik.