Gejala migrain dan kebiasaan hidup yang membantu mengatasinya

Saya akan berbicara tentang migrain. Saya akan membahas gejala dan pengelolaan migrain yang saya alami akibat stres berlebihan.

 

Karena saya biasanya tidak mengalami sakit kepala umum, saya sebenarnya tidak pernah mengingat pernah mengatakan bahwa saya merasa sakit kepala. Saya tidak pernah merasa sakit kepala sebelumnya. Namun, selama beberapa tahun, saya mengalami stres yang berlebihan dan tiba-tiba migrain muncul.

 

Sakit kepala yang terus-menerus muncul di satu sisi kepala dan terasa lebih dari sekadar nyeri berdenyut, bahkan kadang-kadang menyebabkan mual dan muntah. Setelah berkonsultasi di apotek dan rumah sakit, mereka mengatakan bahwa stres berlebihan dapat menyebabkan migrain.

 

Awalnya, saya juga mengonsumsi Tylenol dan obat pereda nyeri lainnya untuk mencoba meredakan rasa sakit yang datang sesaat-sesaat. Namun, karena berbeda dari sakit kepala biasa, tidak selalu menunjukkan efek yang baik.

 

 

Di rumah sakit, dikatakan bahwa migrain yang saya alami karena stres yang sangat parah akan sangat terbantu dengan pengobatan psikologis dan perbaikan gaya hidup.

 

Jadi, saya mengakui situasi yang membuat stres dan berusaha untuk tidak hanya berpikir negatif. Untuk memperbaiki suasana hati secara positif, saya banyak membaca buku yang dapat menenangkan pikiran saat itu. Selain itu, saya juga berhenti mengonsumsi makanan yang merangsang dan makanan instan secara total. Karena saya percaya bahwa diet yang seimbang sangat penting, saya memilih untuk memasak sendiri dan memastikan makan makanan yang beragam dan seimbang daripada memesan makanan dari luar.

 

 

Migrain menjadi lebih parah jika menjadi kronis, sehingga saya memutuskan untuk melakukan perubahan besar dalam gaya hidup untuk mengatasi stres, dan tampaknya ini cukup efektif. Migrain yang disebabkan oleh stres yang sangat berat diyakini akan membaik jika dilakukan terapi psikologis bersamaan dan memperbaiki kebiasaan hidup.