Saya menyembuhkan insomnia saya dengan mengubah kebiasaan makan dan gaya hidup serta mengonsumsi suplemen nutrisi.

Sekitar akhir tahun lalu, saya mulai mengalami kesulitan tidur di malam hari. Saya pikir itu akan membaik dengan sendirinya, tetapi saya membiarkannya. Akhirnya, insomnia saya semakin parah. Jadi, saya mengubah pola makan dan gaya hidup, mengonsumsi suplemen, dan mencoba mengobatinya untuk sementara waktu. Seiring saya melanjutkan, kondisi saya berangsur-angsur membaik, dan insomnia saya akhirnya sembuh.

Insomnia bisa disebabkan oleh berbagai hal, dan konon depresi dan kecemasan juga bisa memicunya. Dalam kasus saya, saya rasa kondisi psikologis inilah yang berkontribusi signifikan terhadap insomnia saya. Saat itu, kondisi psikologis saya sedang sulit karena stres pekerjaan.

Ketika saya mulai mengalami insomnia, hidup menjadi dua atau tiga kali lebih sulit. Jadi, saya mulai mencari tahu dan membeli suplemen untuk mengatasi insomnia saya. Orang-orang di sekitar saya merekomendasikan melatonin jika saya kesulitan tidur. Jadi, saya membeli suplemen melatonin dan meminumnya setiap hari. Melatonin dikatakan efektif dalam mengatasi insomnia, meningkatkan kualitas dan durasi tidur.

Dan karena saya agak khawatir hanya mengonsumsi satu suplemen, saya juga membeli dan mengonsumsi suplemen L-theanine untuk mengatasi insomnia saya. L-theanine dikatakan efektif dalam mengatasi insomnia dengan meningkatkan gelombang alfa di otak, meredakan ketegangan, dan mengurangi kecemasan, sehingga berkontribusi pada stabilitas psikologis. Uji klinis juga menunjukkan bahwa L-theanine membantu tidur lebih lama dan lebih nyenyak, menjadikannya nutrisi yang sangat efektif untuk insomnia.

Selain mengonsumsi suplemen, saya juga mengubah pola makan dan gaya hidup saya, seperti berhenti minum kopi dan merokok, berjalan kaki satu jam sehari, dan mendaki di akhir pekan. Hasilnya, gejala insomnia saya berangsur-angsur hilang. Setelah mengalami efek mengerikan insomnia, saya bertekad untuk terus menjaga kesehatan saya.