"Apakah lemon juga dapat mencegah batu ginjal?"...Apa yang terjadi pada tubuh jika mengonsumsi lemon?
Sangat efektif dalam mencegah batu ginjal
Batu ginjal terbentuk di mana saja di saluran kemih dan merupakan massa keras yang dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, infeksi, atau penyumbatan aliran urine. Jika batu kecil, biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi batu besar dapat menyebabkan nyeri hebat di daerah antara tulang rusuk belakang dan panggul. Meningkatkan kadar asam lemah yang disebut asam sitrat dalam urine dan membuat urine lebih bersifat alkali dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal.
Lemon mengandung asam sitrat yang membantu meningkatkan kadar sitrat dalam urin. Minuman dari jeruk termasuk lemon dapat meningkatkan kadar sitrat dalam urin dan meminimalkan pembentukan batu. Namun, menurut penelitian, jumlah konsumsi minuman memiliki pengaruh yang lebih besar daripada jenis minuman. Menurut National Kidney Foundation di Amerika Serikat, minum 4 ons (110~125 ml) konsentrat lemon setiap hari dapat membantu mencegah batu ginjal.
Meningkatkan kesehatan jantung
Lemon kaya kaya dengan vitamin C dan zat antioksidan yang memperkuat jantung. Mengonsumsi vitamin C yang cukup dapat melindungi sel dari oksigen aktif. Ini dapat membantu mencegah arteriosklerosis (penumpukan plak di arteri), yang merupakan kondisi yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Selain itu, lemon juga mengandung dua senyawa tanaman, hesperidin dan diosmin, yang diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol.
Makan lemon juga meningkatkan asupan sayuran. Menurut sebuah studi besar yang dilakukan di Inggris pada tahun 2017, semakin banyak konsumsi buah dan sayur, semakin rendah risiko penyakit kardiovaskular, kanker, dan kematian akibat semua penyebab.
pencegahan kerusakan sel
Antioksidan dari lemon mencegah penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronis, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Yang dimaksud dengan COPD di sini adalah penyakit pernapasan yang menunjukkan reaksi inflamasi abnormal pada paru-paru yang disebabkan oleh inhalasi partikel atau gas berbahaya.
Jika meninjau penelitian sebelumnya, buah jeruk seperti lemon kaya akan vitamin C yang merupakan antioksidan primer yang melindungi sel dari kerusakan oksigen aktif. Selain itu, membantu mencegah kerusakan sel dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga mengonsumsi buah jeruk saat merasa lelah dapat melindungi tubuh dan menghindari penyakit seperti flu. Zat-zat ini juga ditemukan dalam daging lemon, tetapi tampaknya terkandung jauh lebih banyak dalam kulitnya.
Peningkatan penyerapan zat besi
Satu buah lemon mengandung lebih dari 30% dari asupan harian vitamin C. Vitamin C berperan penting tidak hanya dalam penyerapan zat besi tetapi juga dalam mengurangi risiko penyakit jantung. Ini membantu penyerapan lebih baik dari protein besi non-heme yang ditemukan dalam makanan yang diperkaya zat besi seperti sayuran, roti, dan sereal.
Meskipun hanya mengonsumsi lemon sudah baik, disarankan untuk memakannya bersama makanan yang kaya akan zat besi. Sebagai contoh, tiram. Jika mengonsumsi lemon dan tiram bersamaan, akan membantu penyerapan zat besi dan lemon juga memiliki efek menghilangkan rasa amis dari tiram.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi lemon
Lemon yang terkandung dalam minuman atau makanan tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah berapa pun. Namun, para ahli menunjukkan bahwa produk seperti konsentrat lemon harus dikonsumsi dengan hati-hati karena beberapa produk belum terverifikasi secara medis. Beberapa orang mungkin bereaksi sensitif terhadap buah jeruk. Untuk mengetahui apakah mereka alergi, mereka dapat mengoleskan jus lemon pada bagian dalam mulut dan menunggu untuk melihat reaksi.
Lemon memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga berisiko mengikis gigi. Jus lemon adalah zat asam kuat dengan pH 2,2, dan jika bersentuhan dengan gigi dalam waktu lama, dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Untuk menghindari kerusakan gigi, disarankan untuk menyikat gigi 30 menit setelah mengonsumsi lemon. Lingkungan mulut yang menjadi asam akan kembali ke keadaan alkali semula melalui proses netralisasi dalam waktu sekitar 30 menit setelah makan.