Jerawat di dagu, tanda masalah pada rahim?
Produk kosmetik yang tidak cocok, makanan berlemak, hormon, dan berbagai alasan lainnya dapat menyebabkan jerawat di kulit. Namun, ada cerita bahwa jika jerawat muncul secara khusus di dagu, itu bisa menjadi tanda bahwa kesehatan rahim sedang tidak baik. Apakah itu benar? Saya bertanya kepada dokter spesialis.
Menurut para ahli kedokteran tradisional Korea, kesehatan rahim dan jerawat di sekitar dagu memiliki kaitan tertentu. Terutama jika terjadi fibroid rahim (tumor jinak yang berkembang di dalam rahim), kemungkinan munculnya jerawat di sekitar dagu dapat meningkat. Dalam pengobatan Korea, dijelaskan bahwa fibroid rahim terbentuk karena sirkulasi darah di dalam rahim tidak lancar sehingga menumpuknya limbah. Salah satu jalur sirkulasi energi dalam tubuh, yaitu 'Immaek', terhubung dari rahim ke perut bagian bawah, tulang kemaluan, atas pusar, dada, hingga ke dagu atau sekitar mulut. Jika sirkulasi Immaek terganggu dan limbah menumpuk, dapat menyebabkan fibroid rahim dan mempengaruhi area dagu sehingga muncul jerawat. Profesor Jang Junbok dari Pusat Pengobatan Tradisional Wanita di Universitas Kyunghee mengatakan, "Jerawat di dagu tidak selalu berarti ada fibroid, dan keberadaan fibroid tidak selalu menyebabkan jerawat secara langsung, tetapi dapat dianggap sebagai salah satu gejala yang muncul akibat penumpukan limbah dalam tubuh."
Selain itu, hormon wanita (estrogen) yang merangsang juga dapat memperburuk fibroid rahim. Profesor Jang Jun-bok mengatakan, "Ada laporan bahwa fibroid rahim terbentuk akibat akumulasi berlebih estrogen," dan "Ketidakseimbangan hormon menyebabkan kelenjar minyak terangsang, sehingga jerawat dapat muncul di dagu atau sekitar mulut yang memiliki banyak distribusi kelenjar minyak." Terutama saat hormon wanita tidak seimbang, jerawat biasanya muncul di zona T wajah. Direktur Rumah Sakit Wanita Avenue, Jo Byung-gu, juga mengatakan, "Ketika hormon pria diproduksi dalam jumlah besar dan hormon wanita tidak seimbang, hal ini dapat mempengaruhi zona T di dahi, hidung, dan di bawah mulut, sehingga jerawat dapat muncul di dagu." Oleh karena itu, terkadang orang mengonsumsi pil KB untuk pengobatan jerawat. Namun, saat mengonsumsi pil KB untuk pengobatan jerawat, harus berkonsultasi dengan dokter spesialis.
Gejala mioma uteri
Sementara itu, fibroid rahim adalah penyakit yang ditemukan pada 25-30% wanita usia subur. Meskipun sering tanpa gejala, gejala yang mungkin muncul meliputi perdarahan menstruasi berlebihan, perdarahan abnormal dari rahim, gangguan siklus menstruasi, nyeri panggul, nyeri saat menstruasi, tekanan di panggul, sering buang air kecil, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri perut, infertilitas, dan gangguan fungsi reproduksi. Pada saat ini, gejala dapat dikurangi dengan terapi obat, dan jika tidak membaik, pertimbangkan pengobatan bedah untuk mengangkat fibroid.
Pencegahan Miom Uteri
Untuk mencegah fibroid rahim, sebaiknya mengobati gangguan menstruasi atau nyeri haid sejak dini agar tidak terjadi stagnasi darah (penumpukan limbah yang disebabkan oleh darah yang tertahan). Selain itu, selama menstruasi, hindari olahraga yang berlebihan, stres, minuman dingin, dan pakaian yang membuat tubuh menjadi dingin.
Jika terjadi fibroid rahim, mengonsumsi rumput laut seperti rumput laut dan ganggang membantu. Mereka membantu regenerasi jaringan sel dan memiliki efek menghambat pertumbuhan fibroid rahim. Selain itu, juga efektif untuk mengatasi stagnasi darah yang menjadi penyebab gangguan menstruasi dan nyeri haid, serta penyakit rahim dan ovarium.
Kacang-kacangan juga membersihkan darah dan membuat sirkulasi darah di rahim menjadi lancar.
Makanan yang harus dihindari untuk mioma rahim
Sebaliknya, hindari makanan yang mengandung kafein, alkohol, dan kolesterol. Mereka merangsang sekresi estrogen yang mempercepat pertumbuhan fibroid rahim. ▲Delima ▲Jus kudzu ▲Omega 3 ▲Isoflavon ▲Gamma-linolenic acid juga kaya akan estrogen alami sehingga sebaiknya dihindari.